ucuffucu

ucuffucu
Supriyadi

Rabu, 20 Juli 2011

Laporan KKN

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan alam dan segala isinya, dengan segala kesempurnaan yang melengkapinya. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang senantiasa memberikan suri tauladan dan kedamaian di dalam hati kita.
Eksistensi pasar tradisional sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari kehidupan masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Pasar tradisional merupakan warisan budaya bangsa, tempat berlangsung aktivitas jual-beli yang kaya nilai-nilai lokal, seperti keramahan masyarakat dalam bertegur sapa ramainya suasana tawar menawar untuk mencapai kesepakatan harga, sehingga kita rasakan interaksi manusia lebih hidup ketika berada didalamnya. Namun, berkembangnya sebuah daerah yang hanya dilandasi kepentingan ekonomi, membawa ke arah pembangunan yang matrealistis dan mengesampingkan nilai-nilai manusiawi, imbasnya terlihat pada pengelolaan pasar tradisional yang semakin terpinggirkan oleh pasar modern, perdagangan hanya sekedar menjadi tempat jual-beli, dan kita terjebak dalam modernisasi yang mematikan budaya lokal.
Sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi kerakyatan, pola hubungan ekonomi yang terjadi di pasar tradisional menghasilkan terjalinnya interaksi sosial yang akrab antara pedagang-pembeli, pedagang-pedagang, dan pedagang-pemasok yang merupakan warisan sosial representasi kebutuhan bersosialisasi antar-individu. Fungsi pasar tradisional selanjutnya menjadi pusat pertemuan, pusat pertukaran informasi, aktivitas kesenian rakyat, bahkan menjadi paket wisata yang ditawarkan. Dalam pemikiran demikian, pasar tradisional merupakan aset ekonomi daerah sekaligus perekat hubungan sosial dalam masyarakat. Dengan demikian, pasar tradisional bukan hanya sekadar ruang, akan tetapi sebagai lembaga sosial yang terbentuk karena proses interaksi sosial dan kebutuhan masyarakatnya.
Salah satu yang paling penting untuk menjalin interaksi antara penjual dan pembeli ialah kenyamanan di area pasar. Kenyamanan di area pasar tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan memerlukan beberapa langkah sehingga rasa nyaman akan tercipta.
Diantara kriteria pasar tradisional yang baik ialah memiliki lahan parkir, tempat pembuangan sampah, WC umum, akses yang terjangkau angkutan umum, terjaga kerapihan dan kebersihan pasar. Namun yang harus diperhatikan bukan hanya soal fisik bangunan tapi juga pengelolaan pasar yang dilakukan secara professional, memiliki manajerial yang bagus. Untuk memenuhi itu semua perlu adanya kerjasama yang baik antara berbagai pihak khususnya masyarakat dan pemerintah itu sendiri, sebagai pemilik wilayah.
Berdasarkan latar belakang di atas dan berdasarkan hasil lokakarya desa, kami mahasiswa KKN IAIN Syekh Nurjati Cirebon bekerjasama dengan aparatur desa Sadawangi bermaksud membenahi keadaan pasar tradisional Desa Sadawangi yang saat ini masih jauh dari kata layak sehingga mampu menjadi salah satu basis ekonomi dan memberikan rasa nyaman terhadap masyarakat dan pedagang Desa Sadawangi.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan KKN yang dilaksanakan di Desa Sadawangi Kecamatan Lemahsugih Kabupaten majalengka :
- Mahasiswa sebagai fasilitator mengupayakan dilakukannya perbaikan infrastruktur pasar tradisional untuk menjadi lebih baik dan layak dengan menggandeng masyarakat, sponsor, dan aparat desa. Melakukan pemberdayaan untuk perubahan yakni melakukan penyuluhan tentang pentingnya kondisi pasar yang nyaman dan laik guna, sehingga masyarakat menjadi lebih nyaman ketika berniaga serta bagi mahasiswa KKN dapat menjadi alternatif riset islam dan pemberdayaan masyarakat di tengah dinamika masyarakat.
- Mahasiswa bersosialisasi dengan masyarakat untuk mengenali dan belajar bersama masyarakat selama 40 hari serta sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa dalam memahami permasalahan yang berkembang dalam masyarakat secara umum dan nyata.
- Dengan adanya KKN ini, melakukan perubahan yang paragdigmatik dan gerak nyata baik dari mahasiswa maupun dari masyarakatnya sendiri kearah yang lebih baik dalam pemberdayaan masyarakat yang partisifatif dalam membangun usaha mandiri dalam memperoleh ketrampilan atau life skills yang siap guna di Desa Sadawangi.

3. Hasil yang diharapkan
Target yang diharapkan adalah :
 Adanya perbaikan dan pembenahan pasar tradisional agar masyarakat dapat dengan nyaman berniaga di areal pasar tradisional
 Mendapat perhatian dari semua pihak yang terlibat dalam perencanaan pembenahan pasar tradisional.
 Masyarakat menyadari tentang persoalan-persoalan yang ada di Desa Sadawangi sesuai dengan potensi yang tersedia dan mereka mampu mencari jalan keluarnya, sehingga masyarakat dapat merespon perubahan yang cepat dan tepat.
 Mahasiswa melalui dan bersama masyarakat menjadi fasilitator agar mampu mengenali dan melakukan perubahan kearah yang baik menjadi lebih baik, sehingga temuan yang didapat bermanfaat sesuai dengan kebutuhan masyarakat, pemerintah, dan perguruan tinggi secara partisipatif.


4. Fasilitator dan Partisipan
Fasilitator merupakan orang yang memfasilitasi proses kegiatan sampai selesai agar lebih mudah, dan juga mengidentifikasi permasalahan yang dilakukan dimana mahasiswa KKN hanya bertugas sebagai fasilitator dan partisipan dalam memecahkan masalah-masalah yang ditemui dilokasi dengan melakukan penelitian sederhana guna mengumpulkan dan menginterpretasikan data baru yang terkait sehingga dapat memperkaya wawasan dan memberikan sumbangsih bagi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di desa Sadawangi itu sendiri dimasa mendatang.
Berdasarkan hasil kesepakatan kami bersama teman-teman KKN Angkatan I Kelompok 58 di Desa Sadawangi :

NO NAMA NIM PRODI J K
1 Dewi Mailiawati 07410129 PAI-D P
2 Ferry Nurjaman 07410039 PAI-C L
3 Hika Kawuryan 07430366 PBI-D P
4 Inayah Ali 07450731 MTK-C P
5 Isnaeni Martin 50540494 AAS L
6 Mimin Siti A.H 07440565 IPS-C P
7 Munawaroh 07450780 MTK-D P
8 Muthmainnah 07430414 PBI-E P
9 Nofatul Jannah 07450610 IPS-D P
10 Nunung Nurkholifah 07430458 PBI-F P
11 Patuh Eko Prastyo 07320153 EPI-C L
12 Pikih Apandi 07460907 BIO-C L
13 Rio Efendi 07510009 AF L
14 Sri Rahayu 07320196 EPI-D P
15 Supriyadi 07460876 BIO-B L

Sedangkan yang menjadi partisipannya adalah Bapak Kuwu Sadawangi yakni Bapak Kaman Nurjaman, Bapak Dadang Iskandar, Bapak supian sauri, Bapak Ade Zaenal, Bapak Iman Ruhimansah, Bapak Jajang, bapak Adeng, bapak idi, bapak maman, dan juga seluruh elemen masyarakat yang ada di Desa Sadawangi mulai dari anak-anak, remaja, pemuda dan orang tua dengan dukungan pemerintahan Kabupaten, Kecamatan dan Pemerintah Desa.

5. Waktu dan Tempat
KKN Angkatan I IAIN SYEKH NURJATI CIREBON Tahun Akademik 2010/ 2011 berlangsung dari tanggal 23 Februari s.d 5 April 2011, kami kelompok 58 bertempat di desa Sadawangi Kecamatan Lemahsugih Kabupaten majalengka. Penyusunan laporan ini dari mulai melakukan teknik-teknik PAR sampai pengetikan 27 Februari – 05 April 2011.

Proses yang dilakukan
Teknik pelaksanaan KKN Angkatan I Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon TAHUN Akademik 2010/2011, yang melangsungkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan melakukan proses awal kegiatan dengan mengkaji wilayah penelitian dan mencari masalah-masalah yang menonjol dimasyarakat dan juga silaturahmi dengan masyarakat di Desa Sadawangi, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pembagian tugas mencari temuan permasalahan yang ada di masyarakat. Dari hasil temuan-temuan permasalahan yang ada di masyarakat itulah yang kemudian dijadikan data untuk pembuatan mapping, transektoral, matrix ranking papan catur,matrik penyelesaian masalah, pohon masalah, pohon tujuan, diagram venn, dan lain-lain. Sebagai kinerja 10 hari pertama kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Hasil dari temuan-temuan di masyarakat kemudian diangkat dan didiskusikan bersama masyarakat melalui media-media rapat, masyarakat sendirilah yang menentukan penyelesaian masalah yang difasilitasi oleh mahasiswa KKN, teknik pengkajian dilakukan dengan cara observasi langsung atau mencari data dari masyarakat di desa Sadawangi. Teknik yang digunakaan dalam metode ini antara lain teknik obrolan ringan yaitu pembicaraan yang bersifat informal yang ditunjukkan untuk saling mengidentifikasi dan saling mengungkapkan berbagai perasaan dan kebutuhan yang dirasakan mendesak diselesaikan, dan teknik konseling yaitu realisasi pertolongan yang ditunjukkan untuk membantu berbagai masalah, kesulitan, hambatan dari masyarakat, dan teknik pencairan yang digunakan dalam membantu dan menciptakan suasana kebersamaan, keeratan dan keakraban, senasib sepenanggungan bersama masyarakat, serta teknik penggalian potensi yakni bersama masyarakat agar mampu menggali masalah dan potensi yang ada.

6. Jadwal dan Cara Penggalian Informasi
Jadwal Kegiatan KKN :
Persiapan
Pendaftaran Peserta KKN 17-28 Januari 2011
Workshop calon DPL 1-3 Februari 2011
Pembekalan calon peserta KKN 5-8 Februari 2011
Pengumuman kelulusan Peserta 12 Februari 2011
Penetapan Kelompok dan DPL 16 Februari 2011
Pembekalan Teknis 17 Februari 2011
Survey Ke Lokasi KKN 18-21 Februari 2011
Pelaksanaan
Pelepasan Peserta KKN 23 Februari 2011
Lokakarya Tingkat Desa 2-3 Februari 2011
Lokakarya Tingkat Kecamatan 15-16 Februari 2011
Penarikan Peserta/ Penutupan 05 April 2011
Kegiatan Akhir/ Pelaporan
Penyusunan Laporan Akhir 6-13 April 2011
Penyerahan Laporan 14-15 April 2011
Presentasi Laporan Individual 20-23 April 2011
Revisi Laporan 24-28 April 2011
Penyerahan Nilai Dari DPL 29-30 April 2011
Pengumuman Nilai 5 Mei 2011
Seminar, Evaluasi dan RTL 9-10 Mei 2011
Pengambilan Sertifikat KKN 11-16 Mei 2011

Pengalian Informasi yang dibutuhkan diperoleh dengan melakukan :
1. Observasi langsung kelapangan pada objek, kejadian, serta proses hubungan masyarakat dan mencatatnya.
2. Wawancara dengan menggunakan obrolan ringan bersama warga dan survey langsung.
3. Pengkajian data dokumenter yang ada dipemerintahan desa serta melakukan konsultasi pada orang-orang yang relevan yang termasuk pemegang otoritas formal dan non formal dalam komunitas.
4. Teknik diskusi antar beberapa orang untuk membicakan yang merupakan persoalan bagi mereka tanpa mereka sadari, serta masalah yang dihadapi yang bersifat khusus secara lebih mendalam untuk kemudian bersama-sama melakukan dan mencari solusi atas semua persoalan tersebut.


BAB II
PERSIAPAN PENGKAJIAN WILAYAH

1. Persiapan Lokasi
Dalam pelatihan yang berlangsung dari mulai workshop sampai terjun kelapangan kelompok mempelajari banyak hal mengenai metode PAR (Participatory Action Research) yaitu pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat yang dilandasi penelitian untuk memberdayakan masyarakat (Fasilitator), yang di dalamnya terdapat pembuatan teknik-teknik PAR seperti Mapping : untuk mengetahui gambaran wilayah yang diteliti, Transektoral : untuk mengetahui SDA dan SDM di wilayah tersebut, Diagram Venn : untuk mengetahui hubungan institusional dengan masyarakat, Hirarki analisa masalah : untuk mengetahui masalah yang sistemik yang ada di masyarakat, Hirarki analisa tujuan : untuk memberikan solusi akan tindak lanjut masalah yang hadir, Action Plan : Tindakan nyata yang dilakukan setelah terangkatnya sebuah masalah.
Persiapan diawali dengan proses sosialisasi dengan tujuan untuk melahirkan kepercayaan, keterbukaan, dan kekeluargaan antara mahasiswa dengan masyarakat. Teknik-teknik yang telah di paparkan diatas tidak terlepas dari observasi dengan tujuan untuk mengetahui keadaan lokasi di desa Sadawangi yang selanjutnya diaplikasikan secara langsung dengan menggunakan metode PAR, yakni dengan menyusun teknik-teknik PAR bersama masyarakat di desa Sadawangi dengan memberdayakan sumber daya guna masyarakat di desa Sadawangi secara tepat dan setrategis.

2. Pembentukan Tim PAR dan Kegiatan Pembekalan Metodologi PAR
Dalam pembentukan kelompok KKN 1 kami mahasiswa IAIN Syekh Nurjati dibentuk kelompok, lokasi serta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), menurut ketentuan dan kualifikasi yang ditetapkan oleh lembaga.
Untuk itu kami kelompok 58 KKN 1 yang di tempatkan di Desa Sadawangi Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bapak Mahdi, M.Ag. Sebelum terjun ke lokasi peserta KKN mendapatkan pengarahan materi KKN atau Work Shop dengan menggunakan teknik Partisipatory Action Reserch (PAR) selama 4 hari yaitu dari tanggal 05 s.d 08 Februari 2011, ini dikakukan agar para peserta memahami apa yang harus dilakukan bila sudah tiba di lokasi. Adapun tema KKN sekarang adalah : “Belajar Bersama Masyarakat Menuju Kemandirian dan Keadaban”.

3. Hasil Pengkajian Data Sekunder (Sekilas tentang Desa Sadawangi)
Untuk hasil pengkajian data sekunder permasalahan yang ada di desa Sadawangi terutama mencakup semua permasalahan-permasalahan yang terdapat didalamnya. Diantara beberapa permasalahan yang ada di desa Sadawangi terdapat beberapa masalah yang kami angkat kedalam matrik ranking yang nantinya kami sampaikan kepada masyarakat untuk ditemukan permasalahan yang perlu penanganan oleh masyarakat sendiri. Dari beberapa masalah itu nantinya terpilih 1 masalah yang dianggap paling urgensi oleh masyarakat dan dari hasil kemufakatan masyarakat terpilihlah masalah tentang keadaan pasar tradisional yang belum layak walaupun secara infrastruktur sudah ada namun terdapat banyak permasalahan tentang kondisi pasar tersebut. Hal inilah yang mendasari kami untuk mengangkat topic dalam laporan kami yaitu tentang “Peningkatan Kenyamanan Di Area Pasar Sadawangi Desa Sadawangi Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka”

4. Data Wilayah Desa Sadawangi
Data wilayah umum desa Sadawangi Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka, Seperti Data wilayah, Data Penduduk, Data Ekonomi, Data Pendidikan, Data Kesehatan Antara lain sebagai berikut :
a. Data Umum :
- Batas Wilayah desa Sadawangi
o Sebelah Utara : Desa Kepuh dan Desa Mekarwangi
o Sebelah Barat : Desa Kirisik (Kab. Sumedang)
o Sebelah Timur : Desa Margajaya dan Desa Sukajadi
o Sebelah Selatan : Desa Lemah Putih
- Sarana Penduduk :
1. Perkantoran 1 Buah dan 5 Balai Kampung
2. Sekolah 15 Buah, yakni terdiri atas 7 Play Group, 3 TK, 7 SD/MI, 1 SMP/Mts.
3. Tempat Peribadatan : Masjid 20 Buah dan Mushola 30 buah Terletak di semua Wilayah Desa Sadawangi
4. Lapangan Olah Raga : Lapangan sepakbola 1, GOR 1 buah, 1 Lapangan Badminton, 1 Lapangan Tenis Meja, dan 2 Lapangan Bola Volley
b. Pemerintahan
Desa sadawangi kecamatan Lemahsugih yang pendyuduknya berjumlah 6.298 jiwa terdiri atas 30 RT, 10 RW dan 2 kepala dusun. Dan desa Sadawangi terdiri dari 30 Rukun Tetangga (RT) yang diantaranya mempunyai tugas dan peran masing-masing seperti pendataan warga miskin, pendistribusian jatah raskin, BLT dan lain sebagainya.
Desa Sadawangi yang berdiri dari tahun 1830 telah mengalami 29 pergantian kepala desa. Diantara nama-nama kepala desa desa Sadawangi yaitu Pak Banca sebagai kepala desa pertama, M. Sidiq (1959-1966), Juhri (1966-1967), M. I’in (1967-1968), Fa’il (1968-1970), Anas Ma’ruf (1970-1971), Efendi (1971-1984), Elom (1984-1985), U Sudarman (1985-1993), M. Baun (1993-1995), I Sopandi ( 1995-1998), Adeng Awafi (1998-2000), Saiful Imam (2000), Dadang Iskandar (2000-2004), Syaifullah (2004-2007), Dadang Iskandar (2007-2010), Kaman Nurjaman (2010-sekarang).

c. Keadaan Sosial Ekonomi
Warga Desa Sadawangi mempunyai beberapa profesi yang ditekuninya sebagai mata pencaharian, diantaranya : Petani, Buruh tani, Pedagang, PNS, Pengrajin Bambu, Tukang kayu/ batu, pengrajin Opak, Pekerja TKI ke luar negeri. Dari segi perekonomian warga desa Sadawangi hidup sederhana. Rata-rata mayoritas perekonomian warga desa Sadawangi yakni menengah kebawah dan hanya sebagian kecil yang berperekonomian menengah keatas.
d. Data Kesehatan
Adanya kegiatan posyandu yang diadakan setiap bulannya yang diadakan pada setiap tanggal 20. Karena letak antar daerah yang berjauhan maka posyandu pun dibagi menjadi 6 posyandu yaitu di wilayah balai desa, blok cikondang, blok cikapundung, blok galumpit, dusun cikaracak dan kampung simpur.
Desa sadawangi yang terletak di daerah pegunungan mempunyai permasalahan pada perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini dapat kita ketahui dari jumlah MCK yang memenuhi standar bersih dan sehat jumlahnya sedikit (data terlampir). Namun tingkat kesadaran penduduk akan kesehatan anak dan keluarga cukup tinggi hal ini dapat diketahui ketika kegiatan posyandu diadakan. Antusiasme penduduk untuk memeriksakan kandungan dan anaknya patut di acungin jempol.

5. Hasil Pengkajian Program dan Kebijakan Lembaga
Hasil pengkajian program dan kebijakan lembaga yang telah didapat di lapangan/ lokasi KKN selama 40 hari dibentuk dalam beberapa pengkajian yang kemudian di lokakaryakan pada tingkat desa :
a. Pengkajian tingkat desa (Lokakarya Desa)
Setiap anggota harus menemukan satu masalah untuk dikerjakan sebagai pengabdian individu untuk bahan laporan akhir dan bersama kelompok masyarakat menentukan satu masalah untuk di lokakaryakan di tingkat desa sebagai bagian untuk pengabdian kepada masyarakat. Dari semua lembaga yang ada di desa sadawangi yakni LPM, BPD, PKK, FORMASI, BMT, dsb, yang kemudian dikaji dan di diskusikan apakah lembaga ini berperan serta dalam membangun serta memajukan desa Sadawangi dan diadakannya lokakarya desa untuk mengetahui masalah yang sangat mendesak dan juga sistemik yang ada di desa Sadawangi setelah lokakarya tingkat desa sudah memilih satu masalah, kemudian dipecahkan dilokakarya tingkat kecamatan, Lokakarya desa dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Maret 2011 yang bertempat di gedung balai desa Sadawangi.
b. Pengkajian Tingkat Kecamatan (Lokakarya Kecamatan)
Setelah terkumpul masalah dari tiap desa yang merupakan bahan untuk lokakarya kecamatan siap untuk diskusikan kemudian dibahas, setelah itu koordinator mengumpulkan masalah yang sulit dipecahkan pada tingkat kecamatan untuk memilih satu masalah yang akan diusulkan ke lokakarya tingkat kabupaten.
Hasil dari lokakarya desa dengan mengangkat masalah pasar tradisioanal merupakan salah satu dari berbagai permasalahan yang ada dikecamatan Lemahsugih yang diangkat oleh desa-desa yang ada.
c. Seminar Hasil KKN
Hasil dari lokakarya tingkat kabupaten kemudian menjadi tanggung jawab koordinator memilih satu masalah untuk di usulkan penyelesaiannya kepada pihak pemerintah Kabupaten Majalengka sesuai dengan dinas atau organisasi perangkat daerah dan juga pihak IAIN Syekh Nurjati untuk menindak lanjutinya, diharapkan seminar KKN @ersebut memperoleh hasil yang dapat direkomendasiian.




BAB III
PELAKSANAAN PENGKAJIAN WILAYAH

1. Proses Kegiatan di Lapangan
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) I IAIN SYEKH NURJATI CIREBON Pahun Akademik 2010/2011 dengan menggunakan sistem PAR ini dimulai dengan persiapan lokasi. Persiapan lokasi ini meliputi pencarian posko untuk tempat tinggal selama KKN I berlangsung dan dilakukan agar selama kegiatan pengkajian wilayah bisa berjalan dengan lancar dan mendapat dukungan dari masyarakat.
Kegiatan lanjutan dari persiapan lokasi adalah silaturahmi dengan warga desa Bendungan, kemudian dilanjutkan dengan pencarian data tentang masalah yang menonjol di masyarakat dengan menggunakan teknik PAR, diantaranya :
Mappping / Pemetaan
Pemetaan desa adalah menggambar kondisi (fisik dan sosial) wilayah (desa, dusun, RT, atau wilayah yang lebih luas) bersama masyarakat. Kegiatan awal yang kami lakukan dalam pengkajian wilayah adalah membuat mapping / pemetaan tentang desa Sadawangi untuk mengetahui gambaran wilayah yang diteliti yakni di desa Sadawangi.
Transektoral
Transektoral adalah dalam melakukan penelusuran wilayah (transektoral) kelompok kami di bagi menjadi 5 sub kelompok dan dibagi-bagi sesuai dengan jumlah dusun yang di bagi yang ada di Desa Sadawangi.
Dalam penelusuran wilayah kami menemukan beberapa hal, diantaranya area pesawahan, irigasi, Curug, Hutan, dan sarana dan pra sarana dalam bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, jalan dusun, balong dan fasilitas umum lainnya.

Diagram Venn
Diagram Venn adalah teknik untuk melihat hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga yang terdapat di desa (dan lingkungannya) serta memfasilitasi diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak apa yang berada di desa Sadawangi serta menganalisa dan mengkaji perannya, kepentingan untuk masyarakat dan manfaat untuk masyarakat.
Desa Sadawangi merupakan daerah strategis dilalui oleh angkutan umum. Karena letaknya di pinggir jalan raya yang menghubungkan antara kabupaten majalengka dengan kabupaten sumedang dan dibatasi oleh sungai cihike kab. Sumedang memiliki beberapa instansi penting diantaranya sekolah, madrasah, kelompok tani, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan kantor desa serta lembaga-lembaga yang terkait di dalamnya seperti, LPM, BPD, Dinas Pertanian, Balai Kampung, PNPM Mandiri, Majelis taklim. Selain itu, terdapat juga pengusaha-pengusaha home industry yang bergerak di bidang pangan seperti pengrajin Opak. Di samping instansi dan pengusaha, terdapat juga tenaga profesional seperti mantri, bidan, dan guru.
Time Line / Alur Sejarah
Time line adalah suatu teknik yang digunakan untuk menentahui alur sejarah yang terjadi di masyarakat dengan menggali perisstiwa penting yang di alami pada kurun waktu tertentu. Alur sejarah ini juga kami peroleh dari hasil wawancara dengan aparat desa dan aparat desa dan tokoh masyarakat. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh data mengenai beberapa sejarah yang pernah ada di desa sadawangi,data-data tersebut yang kemudian kami buat menjadi sebuah time line.
Daily Routinity
Daily Routine adalah kegiatan harian. Kegiatan harian yang kami maksud adalah kegiatan harian masyarakat. Para petani pada umumnya berangkat ke sawah pada pukul enam pagi. Siang harinya setelah istirahat mereka kembali ke sawah hingga sore hari. Setelah makan dan shalat isya sebagian dari para petani ada yang langsung tidur dan ada pula yang nonton TV.
Trend and Change
Trend and change adalah mengetahui gambaran adanya kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa depan dan memfasilitasi masyarakat untuk memperkirakan arah kecenderungan umum dalam jangka panjang serta mengantisipasi kecenderungan tersebut.
Dari tahun ke tahun hasil panen warga desa Sadawangi tidak mengalami peningkatan, walaupun panen 2/3 kali dalam satu tahun. Keadaan tersebut disebabkan karena irigasi yang ada kurang baik dan mahalnya harga pupuk.
2. Kesulitan-kesulitan
Adanya pandangan masyarakat mengenai aktivitas mahasiswa KKN dengan metode konvensional merupakan salah satu kesulitan yang kami temui. Tampaknya paradigma tersebut sudah mendarah daging di masyarakat, sehingga kami harus dengan sangat hati-hati dan sabar menjelaskan perbedaan metode KKN dulu dengan KKN sekarang. KKN dulu menempatkan mahasiswa sebagai pengganti beberapa orang yang secara kebiasaan melakukan “aktivitas” kemasyarakatan dan juga para mahasiswa seolah mendapat tuntutan untuk memperbaiki dan membangun sarana fisik. Sementara KKN sekarang menempati mahasiswa hanya sebagai fasilitator dalam memecahkan masalah yang di temukan di masyarakat dan melakukan penelitian disamping melakukan pengabdian
Dalam model KKN tahun sekarang juga, ditekankan mahasiswa bersama masyarakat untuk belajar bersama-sama mengenai apapun, meskipun pada awalnya masyarakat tidak begitu merespon dengan baik namun setelah kami menjelaskan kepada masyarakat mereka pun dapat merespon dengan baik dengan adanya mahasiswa KKN disini. Hal ini terbukti dengan masyarakat mempercayakan kami sebagai fasilitator dalam berbagai kegiatan yang ada didesa Sadawangi, dimana kami hanya sebagai fasiltator dalam memecahkan permasalahan yang ada didesa.
Selain kesulitan-kesulitan diatas kami juga terkendala akan kondisi social budaya masyarakat sekitar. Bahasa sehari-hari masyarakat yang menggunakan bahasa sunda membuat kami kesulitan saat wawancara dengan mereka, hal ini terjadi karena kami kebanyakan berasal dari daerah yang tidak biasa menggunakan bahasa sunda. Selain itu perbedaan aliran agama dalam kultur agama islam yang beranekaragam cukup membuat kami kebingungan dalam menentukan sikap. Factor cuaca juga cukup berpengaruh dalam kegiatan KKN kali ini, cuaca yang berubah-ubah tiap waktunya membuat jadwal kegiatan terganggu.

















BAB IV
ANALISIS KRITIS HASIL TEMUAN
1.Deskripsi Masalah
Selama melaksanakan kegiatan KKN di desa Sadawangi, kami menemukan beberapa masalah yang menonjol yang dirasakan oleh masyarakat. Masalah-masalah itu adalah sebagai berikut :
a. Bidang Kesehatan
• Kurangnya tenaga medis
• Belum adanya TPS
• Penggunaan balong sebagai MCK
• Kurangnya air bersih
• Dekatnya kandang ternak dengan rumah penduduk
b. Bidang Pendidikan
• Kurangnya tenaga pengajar
• Sarana dan prasarana yang belum memadai
• Kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan
c. Bidang Sosial
• Kurangnya armada angkutan umum, sarana kebutuhan warga
• Pengangguran
• Pemukiman yang ditinggalkan oleh penghuninya keluar kota
• Peredaran Narkoba dan Miras
d. Bidang Politik
• Kurangnya kehangatan hubungan emosional antara aparat desa dengan masyarakat desa.
• Adanya oposisi
e. Bidang Ekonomi
• Kurang terperdayanya usaha mandiri
• Banyaknya penghasilan minim dan tidak tetap


f. Bidang Pariwisata
• Masyarakat kurang peduli terhadap potensi pariwisata yang ada
• Kurangnya publikasi objek Wisata
g. Bidang pertanian
• Kurang baiknya irigasi
• Mahalnya Harga Pupuk kimia dan harga jual Padi yang Murah

Adapun temuan-temuan lain di desa Sadawangi yang mencakup sarana transportasi, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi sebagai berikut:
• Kondisi jalan dan infrastruktur lainnya yang belum strategis sehingga belum terkondisikan pemetaan baik antar blok maupun ke tetangga desa.
• Kurangnya prasarana sekolah seperti tidak adanya lapangan untuk upacara dan juga untuk bermain siswa.
• Di desa Sadawangi memliki 20 masjid dan 30 Mushala sebagai tempat peribadatan masyarakat sekitarnya.
• Home Industry yang ada di Desa Sadawangi adalah Home industri Kerajinan pembuatan opak (Makanan Ringan)
Bentuk dan proses kegiatan memang tidak sepenuhnya mendapat tanggapan yang responsif dari masyarakat setempat di desa Sadawangi dengan adanya aksi dari mahasiswa KKN, pada dasarnya masyarakat terbantu dengan adanya mahasiswa KKN IAIN Syekh Nurjati Cirebon, masyarakat merasa terbuka dengan cara berfikir dalam manggapai dan menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat desa Sadawangi dengan adanya analisis yang cukup matang sehingga masyarakat mampu menyelesaikan masalah- yang ada.
Pengembangan usaha swadaya sendiri merupakan salah satu modal yang baru bagi masyarakat sebagai salah satu masalah yang menjadi sumber pendayagunaan yang potensial untuk juga membantu perakonomian dan menjadi aset yang menguntungkan khususnya bagi dan warga desa Sadawangi.

2. ANALISIS MASALAH
Sesuai dengan observasi yang kelompok lakukan dilapangan kami Melihat kondisi yang ada di desa Sadawangi Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka yaitu sangat memprihatinkan karena belum optimalnya peranan pasar sebagai sarana pelayanan kebutuhan masyarakat sehari-hari (kegiatan jual beli barang maupun jasa). Maka tim KKN merencanakan membuat sebuah program untuk mengoptimalkan peranan pasar.
Setelah melihat masalah yang ada di Desa Sadawangi Kecamatan Lemahsugih Kabupatren Majalengka terutama dalam hal keadaan fisik pasar tradisional juga mengingat letak geografisnya terutama mengenai peranan pasar tradisional yang sudah ada, yang kemudian kami mengangkat suatu permasalahan dengan bermusyawarah dengan aparat desa setempat, Bapak Iman selaku ketua LPM, Bapak Supian Saori selaku direktur BMT, dan masyarakat Desa Sadawangi untuk membahas rencana program perbaikan fasilitas pasar yang lebih bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat khususnya dalam hal penataan lapak-lapak dagang sehingga tertata dengan baik dan teratur. Yang dilaksanakan secara gotong royong bersama masyarakat, hal tersebut merupakan inti dari permasalahan yang ada.
a, Masalah Utama
Dari inti masalah yang telah dijelaskan di atas, maka yang menjadi masalah utamanya adalah sebagai berikut:
1. Becek jika hujan
Becek jika hujan mengakibatkan minat masyarakat Desa Sadawangi untuk datang berjualan maupun berbelanja menjadi berkurang karena dirasa kurang nyaman saat berada di tempat dalam kondisi yan g seperti itu. Masyarakat enggan datang kesana meskipun kebutuhan sehari-hari mesti terpenuhi. Karena kondisi tersebut juga mengakibatkan pembeli lebih memilih ke warung atau toko-toko terdekat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Akibatnya, pasar menjadi sepi pengunjung.
2. Penataan lapak-lapak dagang kurang teratur
Penataan lapak-lapak dagang yang kurang teratur menjadi pemandangan yang kurang nyaman saat berada di tempat. Pembeli merasa kesulitan mencari barang dagangan yang akan dibeli karena letak dan penataan barang dagangan yang tidak beraturan. Ada juga sebagian lapak yang belum dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan kegunaannya.
3. Tidak ada bak pembuangan sampah
Tidak ada bak pembuangan sampah di pasar menyebabkan sampah berserakan dimana-mana. Baik dari sampah pedagang maupun pembeli dan pengunjung lainnya. Pemandangan sekitarpun menjadi kurang indah dan bau tidak sedap merebak kemana-mana. Dari kondisi tersebut dapat dilihat kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan dan dampaknya akan terasa pada kesehatan masyarakat setempat secara berkelanjutan.
4. Barang dagangan kurang lengkap
Barang dagangan yang kurang lengkap disebabkan oleh pendistribusian yang harus menempuh jarak yang jauh dan biaya yang tidak sedikit. Banyak pertimbangan yang dirasa oleh penjual maupun pembeli dalam melakukan transaksi jual beli.
b. Masalah Ikutan
Dari masalah utama di atas terdapat pula masalah ikutan seperti: kurangnya komunikasi antara masyarakat dengan pihak yang bertanggung jawab, sikap acuh tak acuh dan cuek terhadap kebersihan lingkungan, tidak peduli terhadap kemajuan desa, kesehatan masyarakat terganggu dan munculnya prilaku hidup tidak sehat.

c. Prioritas program
Dengan melihat masalah-masalah yang ada berdasarkan analisis kami dan kesepakatan dengan pihak yang bertanggung jawab tentunya bersama masyarakat sekitar, kami memprioritaskan program yang sudah di rencanakan dan di sepakati dengan tujuan untuk m,enumbuhkan minat masyarakat menggunakan pelayanan pasar seoptimal mungkin, diantaranya sebagai berikut:
1. Mengupayakan adanya pertemuan antara aparat desa, LPM, BMT, BPD, tokoh masyarakat dan perwakilan masyarakat yang ada dan yang paling utama adalah dinas perdagangan yang ada di wilayah tersebut.
2. mengajukan proposal pengajuan dana pembangunan pasar tradisional desa Sadawangi
3. Mengadakan seminar tentang pentingnya keberadaan pasar tradisional di Desa Sadawangi.
4. Melanjutkan program yang sudah ada dan memberikan tindak lanjut terhadap permasalahan tersebut
5. Mengusulkan dipercepatnya realisasi kegiatan-kegiatan yang sudah diprogramkan.
d.Tingkat kesiapan masyarakat
Dengan diadakannya pertemuan antara pihak bertanggung jawab mengenai masalah belum optimalnya peranan pasar tradisional bagi masyarakat Desa Sadawangi, maka warga dan pihak terkait di dalamnya siap mencari solusi. Oleh karena itu dengan adanya program tersebut di atas kami (mahasiswa KKN) mendapatkan respon yang baik dari masyarakat (perwakilan masyarakat setempat) dan secara bersama-sama merumuskan kegiatan yang selanjutnya perlu dilakukan.
BAB V
PENUTUP
Waktu pelaksanaan KKN yang hanya 40 hari jelas sangat kurang untuk melakukan sebuah program yang benar-benar di rasakan oleh masyarakat, untuk itu kami peserta KKN meminta kepada masyarakat, bilamana KKN sudah selesai khususnya mengenai pengoptimalan peranan pasar tradisional bagi masyarakat khususnya di Desa Sadawangi bisa secepatnya di realisasikan.
a. Rekomendasi Teknis
Rekomendasi teknis ini adalah hal-hal yang bersifat praktis yang perlu di selesaikan masyarakat. Adapun hal-hal itu adalahmengadakan musyawarah bersama masyarakat dalam pengoptimalan peranan pasar tradisional bagi masyarakat khususnya di Desa Sadawangi agar dapat secepatnya di realisasikan
b. Rekomendasi strategis
Rekomendasi strategis adalah hal-hal yang terkait denga kebijakan pemerintah daerah, perguruan tinggi dan instansi-innstansi lain. Rekomendasi strategis yang berkaitan dengan program perencanaan pembangunan pasar di Desa Sadawangi. Perencanaan pembangunan pasar tersebut sangat bermanfaat bagui masyarakat, selain itu perencanaan tersebut merupakan hasil keputusan yang telah di sepakati antara masyarakat dengan aparat melalui lokakarya desa.
Setelah partisipan bersama masyarakat kami bersama-sama bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, kini setidaknya masyarakat menyadari betapa pentingnya pembangunan pasar di desa setempat. Adanya kerjasama warga antar dusun, menciptakan kesadaran warga akan pentingya perekonomian masyarakat. Karena pasar merupakan salah satu tempat berlangsungnya kegiatan perekonomian. Untuk mewujudkan program tersebut kami bersama aparat dan masyarakat setempat menyusun proposal yang di tujukan langsung kepada pemerintah daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar